Review Film Till We Meet Again (Taiwan)

Ira Kurniasari
4 min readJan 13, 2022

--

Review Till We Meet Again ini bertebaran spoiler. Jadi maaf-maaf banget kalau nggak bisa jaga jari. Kalau belum nonton, (mohon) jangan baca review ini.

Till We Meet Again berkisah tentang dunia alam baka setelah kematian, dewa-dewa dan reinkarnasi. Kamu, aku dan siapapun berhak hidup berulang kali lewat proses reinkarnasi. Proses ini akan membuat kamu menambah kebaikan atau malah menumpuk keburukan. Baik-buruk ini akan dinilai dalam bentuk gelang hitam-putih yang bakal dipakai pas bertugas jadi dewa cinta.

Mungkin ada enaknya dengan proses reinkarnasi ini. Kamu bisa melanjutkan hidup berulang dan menjadi apapun. Bisa manusia, bisa tonggeret, bisa ulat, siput dan lain-lain. Meski terus berputar, ada kalanya kenangan pas jadi hewan muncul di kala menjadi manusia.

Namun ada jiwa-jiwa yang menolak lupa dan terus mengingat kesalahan. Jadinya racun dan pengen balas dendam.

Sebenarnya film ini cukup berat tapi cara bercerita Giddens Ko membuat film yang lumayan serem dengan banyak roh-roh jahat berkeliaran ini enak dilihat. CGI alam bakanya mengingatkan ke serial jaman dulu soal dewa-dewa mitologi China. Dulu sempat nonton Boboho membawakan tema ini bareng Stephen Chou.

Dari banyak tugas dewa, Giddens Ko mengambil tema utama dewa cinta alias Yue Lao. Sesuai dengan judul novel yang ditulis dengan nama lain Nine Knives. Sebelum disadur menjadi film dengan judul Till We Meet Again.

Tokoh utama pria di Till We Meet Again ini bernama Alan Shi atau Aaron (pas nonton, subtitle bilangnya Alan tapi di beberapa review ada yang bilang Aaron. MyDramaList bilang Aaron dengan nama China: Shi Xiao Lun. Jadinya mari pakai nama Alan Shi).

Alan Shi diperankan Kai Ko alias Ko Chen-tung yang booming di You Are the Apple of My Eye (2011). Ya ya ya, film You Are the Apple of My Eye adalah kisah cinta bertepuk sebelah tangan yang superwajib ditonton sebelum kamu ngefans sama Han Ji-pyeong.

Selain itu, ini merupakan proyek ke beberapa kali antara Kai Ko dan sutradara-penulis-kreator Till We Meet Again, Giddens Ko. Duet mereka berdua sungguhlah ciamik.

Alan Shi suka Xiao Mi sejak kali pertama mereka bertemu. Pas kelas 5 SD. Alan langsung ajak nikah. Wew. Perempewi jaman sekarang mana yang maen mau mau aja diajak nikah. Xiao Mi nolaklah. Makin Alan ngerayu, makin Xiao Mi nolak berkali-kali. “Kalau kamu berusia 30 dan belum menikah, menikahlah denganku,” kata Alan. Ternyata sampe gede, Alan masih ditolak.

Suatu ketika, ada kejadian romantis. Alan berantem, kalah, dan mukanya babak belur. Di lapangan, Xiao Mi nolong Alan. Pas itu, si Alan nulis pake darahnya di muka Xiao Mi. Nembak gitu. Kalau dibayangin jijik, nulis pake darah. Tapi ini adegannya jadi romantis. Kampret. Ada banyak adegan romantis Alan-Mi yang bikin senyum-senyum sendiri yang nantinya pas flashback bikin nangis parah. Dem.

Sayangnya loveline mereka tidak berjalan lama. Mereka tersambar petir pas berteduh di kala hujan. Alan Shi meninggal. Sedang Xiao Mi berkalang duka, ditemani Kurumi, anjing peliharaan mereka berdua yang pernah diselamatkan pas SD.

Masuk di dunia setelah kematian, Alan diberi kesempatan: mau reinkarnasi atau jadi dewa cinta.

Alan memilih menjadi dewa cinta. Tugasnya turun ke dunia nyata dan menyatukan apapun menjadi sepasang kekasih. Dari banyaknya roh-roh penasaran, muncullah Pinky yang diperankan Gingle Wang. Dibanding Xiao Mi, Pinky lebih ceria dan menyenangkan. Fyi, Gingle Wang main kece banget serial More Than Blue di Netflix.

Salah satu syarat dari dewa cinta, mereka harus berpasangan. Alan nggak sengaja dipasangkan dengan Pinky. Sebelumnya mereka suka cek-cok. Untunglah mereka berhasil melewati serangkaian syarat sebelum akhirnya bertugas.

Scene mereka bebas dan mulai bertugas ini dibuat semarak. Mereka keluar lift. Joged-joged bahagia dan mulai sebar-sebar benang merah. Benang merah inilah yang gunanya menyatukan satu orang ke orang lain.

Nggak afdol aktivitas mereka di dunia nyata kalau belum mampir ke kehidupan sebelumnya. Pinky yang sebelumnya diperkosa hingga dibiarkan meninggal sama bajingan kampret memilih balas dendam. Yap, doski membuat bajingan itu napsu dan bersetubuh sama knalpot. Kapok!

Alan belum ingat kenangan duniawinya sampai bertemu dengan Kurumi. Di sini juga muncul Xiao Mi. Akting Kai Ko keren beut. Doski nangis hebat karena tiba-tiba keinget semuanya. Yang punya hewan kesayangan, siap-siap tisu. Kemunculan Kurumi suka bikin mbrebes mili T.T

Di sinilah mulai terkuak cinta segitiga Mi-Alan-Pinky. Xiao Mi yang punya matatiga alias bisa lihat benda tak kasat mata, bisa melihat Alan dan kroco-kroconya termasuk Pinky. Alan-Mi sempat pacaran beda alam. Pinky cemburu. Pinky kembali ke alam baka dan cerita ke dewa senior soal skandal Alan-Xiao Mi. Begitulah ringkasan Till We Meet Again.

Sampai film ini berakhir, ada perasaan senang yang bertubi-tubi. Giddens Ko cermat menjalin cerita alam baka dan alam nyata.

Menjelang akhir, kemunculan roh jahat yang mau balas dendam lalu bertemu masalah Alan-Xiao Mi ini cukup intens. Sampai pada Alan rupanya pernah ketemu dengan roh jahat di kehidupan sebelumnya dan menimbulkan dampak besar. Karma baik yang sepele menjadi besar dampaknya.

Soundtrack dibawakan WeiBird berjudul Red Scarf. Lagunya enak. Mengingatkan lagu Those Bygone Years oleh Xia Hu di film You Are the Apple of My eye.

Oh ya, satu lagi yang bikin senang nonton Till We Meet Again adalah karena kemunculan Tao Ming-se. Hahahahaha. Makasih lho sudah membuka kenangan masa lampau dengan lagu Ching Fe Te Yi -nya.

--

--

Ira Kurniasari
Ira Kurniasari

No responses yet